Solusi Syariah

Solusi Syariah
Badan Hukum: 062/BH/XV.4/Kab.Slm/VIII/2010

Minggu, 24 Oktober 2010

IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK

AKAD IJARAH MUNTAHIYAH BITTAMLIK
UNTUK MEMPEROLEH MANFAAT GUNA USAHA DENGAN HAK MEMILIH ( OPSI )

a. “Ijarah Muntahiyah Bittamlik”
Perjanjian sewa-menyewa untuk jangka waktu tertentu dengan membayar uang sewa antara KSU Syari'ah Assalam sebagai pemilik barang modal dan Nasabah sebagai penyewa, yang pada akhir masa sewa, Nasabah sebagai penyewa memiliki hak opsi untuk membeli barang modal tersebut dengan harga yang disepakati oleh kedua belah atau meneruskan sewa dengan harga sewa yang disepakati oleh kedua belah pihak.
b. “Syariah”
Hukum Islam yang bersumber dari Al Quran dan As Sunnah.
c. “Mua’jjir”
adalah Bank sebagai pemilik barang modal.
d. “Musta’jjir.”
Nasabah sebagai pihak yang menyewa barang modal dari KSU Syari'ah Assalam Minomartani, Ngaglik, Sleman (Mua’jjir)
e. “Ma’ jur.”
Objek atau barang modal yang dipersewakan.
f. “Ajran atau Ujrah”
Sewa barang modal yang harus dibayar penyewa ( Musta’jjir).
g. “Pengakuan Sewa - Piutang Sewa”
Surat Pengakuan Nasabah Berkewajiban Membayar Sewa kepada KSU Syari'ah Assalam yang dibuat dan ditandatangani Nasabah dan diterima serta diakui oleh KSU Syari'ah Assalam dan oleh karenanya berlaku dan bernilai sebagai bukti sah tentang adanya kewajiban pembayaran dari Nasabah kepada KSU Syari'ah Assalam sebesar jumlah sewa barang modal yang terhutang.
h. “Dokumen Jaminan”
Segala macam dan bentuk surat bukti tentang kepemilikan atau hak-hak lainnya atas barang yang dijadikan jaminan guna menjamin terlaksananya kewajiban Nasabah terhadap Bank berdasarkan Perjanjian ini.
i. Jangka Waktu Sewa-Menyewa Manfaat atas Barang Modal
Masa berlakunya Perjanjian sesuai dengan yang ditentukan.
j. “Pembukuan Ijarah Muntahia Bittamlik”
Pembukuan atas nama Nasabah pada KSU Syari'ah Assalam yang khusus mencatat seluruh transaksi Nasabah sehubungan dengan Pembiayaan dalam Perjanjian ini, yang merupakan bukti sah dan mengikat Nasabah atas segala kewajiban pembayaran, sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya dengan cara yang sah menurut hukum.
k. “Cidera Janji”
adalah keadaan tidak dilaksanakannya sebahagian atau seluruh kewajiban Nasabah yang menyebabkan KSU Syari'ah Assalam dapat menghentikan seluruh atau sebahagian pembayaran atas harga beli barang termasuk biaya-biaya yang terkait, serta sebelum berakhirnya jangka waktu perjanjian ini menagih dengan seketika dan sekaligus jumlah kewajiban Nasabah kepada KSU Syari'ah Assalam.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar