STANDAR
OPERASIONAL MANAJEMEN (SOM)
KOPERASI
SERBA USAHA SYARI’AH ASSALAM
MINOMARTANI,
NGAGLIK, SLEMAN
A. Manajemen Umum
Sebagai soko guru
perekonomian, Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam memungkinkan untuk
berkembang secara ekonomis, mampu memberikan pelayanan secara terus menerus dan
meningkat kepara anggotanya serta masyarakat sekitarnya, juga dapat memberikan sumbangan
yang mendasar kepada pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Indonesia.
kekeluargaan. Kemakmuran masyarakat sangat diutamakan bukan kemakmuran orang
perseorang dan bentuk usaha seperti itu yang tepat untuk umat Islam adalah
Koperasi Syari’ah.
Koperasi
Serba Usaha Syari’ah Assalam memiliki basis kegiatan ekonomi rakyat dengan
falsafah yang sama yaitu dari anggota oleh anggota untuk anggota; maka
berdasarkan Undang-undang RI Nomor 25 tahun 1992 tersebut berhak menggunakan
badan hukum koperasi, dimana letak perbedaannya dengan Koperasi Konvensional
(nonsyariah) hanya terletak pada teknis operasionalnya saja, Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam mengharamkan bunga dan mengusung etika moral dengan
melihat kaidah halal dan haram dalam melakukan usahanya.
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam
adalah usaha ekonomi yang terorganisir secara mantap, demokratis, otonom
partisipatif, dan berwatak sosial yang operasionalnya menggunakan
prinsip-prinsip yang mengusung etika moral dan berusaha dengan memperhatikan
halal atau haramya sebuah usaha yang dijalankan sebagaimana diajarkan dalam
Agama Islam. Lembaga ini adalah wadah kemitraan, kerjasama, kekeluargaan, dan
kebersamaan usaha yang sehat, baik, dan halal.
1. Strategi Sasaran
Strategi dan Sasaran Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam dituangkan dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan
Koperasi Syari’ah (RKATKS) sebagai acuan Manager dalam melakukan kegiatan
operasional Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam. RKATKS dibuat oleh Pengelola
dan Pengurus pada periode akhir tahun, sehingga awal tahun sudah dapat
digunakan sebaga acuan Operasional. RKATKS sekurang-kurangnya memuat antara
lain :
a)
Pendahuluan
Pengurus Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam bersama Dewan Pengawas Syari’ah mendedikasikan lembaga
ini bukan semata-mata untuk mencari keuntungan pribadi, akan tetapi kami semua
yang mendirikan, mengurus dan mengelola koperasi ini insya Allah, semata-mata
untuk suatu:
1) Visi, Misi dan Tata
Nilai
(a)
Visi
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam mencerminkan semangat usaha bersama dengan
berpedoman pada Al Qur’an dan Sunah Rasulullah SAW.
(1)
Meningkatkan
kesejahteraan dan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya.
(2)
Menjadi
gerakan ekonomi rakyat serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional.
(b)
Misi
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam merupakan penjabaran dari visi yang diembannya.
(1)
Terwujudnya
sumber daya insan yang professional dan sepenuhnya mengerti muamalah secara
syari’ah
(2)
Menerapkan
prinsip-prinsip ekonomi syari’ah dan etika bisnis untuk mencapai keuntungan
yang berkesinambungan dan memberi nilai
lebih bagi anggota
(3)
Mendorong
tumbuhnya kewirausahaan dengan membangun mediasi yang berkesinambungan antara
shahibul maal dan mitra usaha
(c)
Tata
Nilai Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam merupakan karakter kerja yang menjadi
budaya dalam menjalankan operasionalnya .
“Menjadi lembaga keuangan syari’ah yang
terpercaya dan terbaik dalam mewujudkan kemandirian dan pemberdayaan ekonomi
umat”.
2) Arah Pengembangan
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam
Pengurus harus dapat memprediksikan
pengembangan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam ke depan dengan jangka panjang 5 tahun
mendatang.
3) Analisa dan Potensi
Pasar
Dalam mengembangkan Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam , Pengurus maupun pengelola harus mengumpulkan data-data
potensi usaha yang kemungkinan dapat dikembangkan.
b)
Rencana Strategis Tahunan
1) Segmen Pasar yang
dibidik.
Segmen pasar yang paling baik dibidik
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam adalah “Ceruk Pasar” usaha
individu maupun lembaga masyarakat, dimana segmen ini tidak menjadi daya tarik
bagi industri perbankan. Kompetiter yang ada terdiri dari para rentenir ataupun
koperasi lainnya.
2) Target Pasar yang
diharapkan.
Dari segmen pasar yang dibidik, di
buat proyeksi dengan asumsi nominal rupiah yang diinginkan setiap transaksi
penghimpunan maupun penyaluran.
3) Nilai Jual Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam.
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam memiliki nilai jual : Serba Mudah, Serba Murah
dan Serba Ada serta pelayanan prima kepada anggota dan masyarakat. Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam juga
memiliki penampilan kantor pusat yang layak dan suasana yang nyaman
dengan nuansa Islami di salah satu unit berlokasi pada kawasan Masjid Assalam
Minomartani, Ngaglik, Sleman.
4) Formulasi Program
Formulasi program disesuaikan dengan
segmen pasar dari Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam .
Dalam mengekspresikan programnya
dibuat secara sederhana dan dapat dimengerti dengan mudah oleh anggotanya.
c)
Sasaran, Strategi, Kebijakan dan Program Kerja
1)
Unit Jasa Keuangan Syari’ah
(a) Marketing
(1)
Sasaran
Terhimpunnya
dana pihak ke tiga dan menyalurkannya guna mendapat keuntungan sesuai target
(2)
Strategi
Membuat leaflet
/brosur dan feature produk simpanan dan produk pembiayaan serta memberikan
hadiah menarik bagi penyimpan dana di Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam .
(3)
Kebijakan
Menghimpun dana
dari anggota maupun non anggota ataupun lembaga lainnya dan mengelolanya dalam
bentuk pembiayaan yang menguntungkan.
(4)
Program Kerja
Menawarkan
produk dan jasa kepada anggota, non anggota maupun lembaga lainnya.
(b) Operasi
Kerja Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam.
(1)
Sasaran
Terciptanya
kelancaran transaksi keuangan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam dengan tertib,
rapih dan nyaman. Serta dapat menyajikan laporan keuangan yang real time.
(2)
Strategi
Menggunakan
teori antrian dan menambah petugas sesuai kebutuhan dan melengkapi dengan software
komputer.
(3)
Kebijakan
Menciptakan
kepuasan pelayanan terhadap anggota dan masyarakat di Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam.
(4)
Program
Kerja
Melayani
transaksi uang masuk dan uang keluar serta mebukukannya setiap hari hingga
menjadi laporan yang dapat disajikan setiap saat.
2)
Unit Sektor Riil
(a) Bidang
Perdagangan
(1)
Sasaran
Tercapainya
penjualan barang-barang dagangan serta mendapat keuntungan sesuai target.
(2)
Strategi
Membuat leaflet,
brosur-brosur dagangan dan memberikan Featurefeature hadiah menarik bagi
mereka yang berbelanja di Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
(3)
Kebijakan
Mengklasifikasikan
barang-barang berdasarkan jenis dan ukurannya serta menjaga kondisi barang agar
tetap terjual.
(4)
Program Kerja
Menawarkan
barang-barang yang dijual kepada anggota, non anggota maupun masyarakat
lainnya.
(b) Bidang
Jasa
(1)
Sasaran
Terlaksananya
usaha dibidang jasa sesuai dengan rencana pencapaian target yang telah
dirumuskan
(2)
Strategi
Membuat leaflet
/brosur dan feature-feature produk jasa yang ditawarkan Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam.
(3)
Kebijakan
Memilih potensi
usaha unggulan dibidang jasa dengan melihat peluang dan SDM yang ada.
(4)
Program
Kerja
Menawarkan
produk jasa Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam kepada anggota, non anggota
maupun lembaga lainnya secara terus menerus.
(c) Bidang
Industri/ Produksi
(1)
Sasaran
Terlaksananya
produksi suatu barang yang dihasilkan sesuai dengan rencana pencapaian target
yang telah dirumuskan.
(2)
Strategi
Membuat model
dan feature-feature produk barang komoditi yang dihasilkan Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam.
(3)
Kebijakan
Memilih potensi
produk dengan melihat peluang pasar, sumber bahan baku, penyimpanan dan
distribusi dan pengelolaan SDM trampil di bidangnya.
(4)
Program
Kerja
Menghasilkan
produk barang kebutuhan, penetrasi pasar, memperbaiki kemasan sesuai tren,
pemantauan pesaing melakukan strategi marketing mix. secara terus menerus.
d)
Menyusun Proyeksi Keuangan Tahunan
1) Proyeksi Neraca
Konsolidasi dari UJKS dan Sektor Riil.
Menyusun proyeksi Aktiva dan Pasiva
konsolidasi dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun yang
bersangkutan yakni dengan menggabungkan proyeksi Aktiva dan Pasiva dari
masing-masing unit.
2) Proyeksi Laba Rugi
Konsolidasi
Menyusun proyeksi pendapatan dan
biaya-biaya konsolidasi dari bulan Januari sampai dengan Desember dari
masing-masing unit
3) Proyeksi Arus Kas
Konsolidasi
Menyusun Proyeksi Kenaikan dan
Penururnan aktifitas Operasi dan Non Operasi dari bulan Januari sampai dengan
Bulan Desember dari masing-masing unit.
2. Penerapan Sistem pada
UJKS
a) Mekanisme Pemberian
Pembiayaan
Mekanisme pemberian pembiayaan dengan
memperhatikan Legal, Lending, Limit serta menganut prinsip kehati-hatian dengan
memperhatikan 6 C yaitu
1)
Carakter
(Karakter nasabah),
2)
Condition
of economic (kondisi
usaha),
3)
Capacity
(Kemampuan
Manajerial),
4)
Capital
(Modal),
5)
Collateral
(Jaminan),
6)
Constrain
(Keadaan yang
menghambat).
b) Pencatatan transaksi
Transaksi uang masuk dan keluar
dicatat secara teratur dan sistematis dimulai dari pencatatan bukti transaksi,
buku besar, jurnal sampai menjadi laporan keuangan
c) Pengamanan dokumen
penting.
Dokumen dikelompokan berdasarkan
jenisnya tersendiri dan disimpan pada lemari arsip dengan menggunakan kode
tertentu yang dapat memudahkan kita untuk mencarinya. Dokumen jaminan disimpan
pada lemari Besi tahan api guna melindungi dari kemungkinan kebakaran ataupun pencurian.
d) Pengawasan Pelaksanaan
Kegiatan Operasional
Kegiatan Operasional harus melibatkan
Dewan Pengawas Syari’ah setiap kali ada transaksi yang dilakukan pengelola guna
menhindari adanya unsur Gharar (ketidak pastian) ataupun tidak sesuai
dengan akad syari’ah.
3. Penerapan Sistem pada
Unit Sektor Riil
a) Mekanisme investasi pada
Perdagangan, Jasa dan Produksi
Mekanisme investasi pada Perdagangan,
Jasa dan Produksi, lebih ditekankan
pada aspek peluang yang ada di
lingkungan terdekat kantor Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam di
Minomartani, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman.
Jangan melakukan investasi usaha
sektor riil jika belum melihat potensi peluang maupun kesiapan SDM pengelola.
b) Pencatatan transaksi
Transaksi uang masuk dan keluar
dicatat secara teratur dan sistematis dimulai dari pencatatan bukti transaksi
yang terdiri dari faktur, buku besar, jurnal sampai menjadi laporan keuangan
harian dan bulanan.
c) Pengamanan dokumen
penting.
Dokumen dikelompokan berdasarkan
jenisnya tersendiri dan disimpan pada lemari arsip dengan menggunakan kode tertentu yang dapat memudahkan kita untuk
mencarinya. Dokumen jaminan disimpan pada Brankas Besi tahan api guna
melindungi dari kemungkinan kebakaran ataupun pencurian.
d) Pengawasan Pelaksanaan
Kegiatan Operasional
Kegiatan Operasional harus melibatkan
Dewan Pengawas Syari’ah setiap kali
ada transaksi yang dilakukan pengelola
guna menhindari adanya unsur Gharar
(ketidak pastian) ataupun tidak sesuai
dengan akad Syari’ah .
4. Kepengurusan dan
Pengelolaan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
a) Pengambilan Keputusan
Pengambilan keputusan dibuat mekanisme
dan aturan dengan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab kepada Pengurus dan
Pengelola Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
b) Penanganan Permasalahan
Penanganan Permasalahan dapat
dilakukan baik di tingkat pengelola maupun ditingkat Pengurus, tergantung
tingkat permasalahan yang ada
c) Tertib Dan Disiplin
Kerja
Guna menciptakan ketertiban dan
disiplin kerja karyawan perlu diciptakan Reward and Punisment dalam
bentuk penghargaan maupun teguran hingga pemecatan.
B. Manajemen Resiko
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
Resiko manajemen Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam pada Unit Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS) memiliki 5 macam tingkat resiko yang
terdiri atas :
1. Resiko Likuiditas
a) Kelancaran Pengembalian
Investasi harus tetap di jaga guna memperkecil resiko likuiditas Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam.
b) Pemeliharaan Likuiditas
dapat dilakukan dengan menghitung
|
||
|
2. Resiko Pembiayaan
a) Dalam memberikan
Pembiayaan perlu ditekankan analisa pembiayaan yang cermat dengan memperlakukan
prinsip kehati-hatian
b) Pemantauan Kepatuhan
anggota pembiayaan harus senantiasa dapat dikontrol melalui Kartu Pembiayaan
setiap bulannya oleh bagian pembiayaan maupun manager Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam.
c) Pengikatan Agunan
dilakukan secara nota riel setelah diadakan taksasi agunan dengan melihat NJOP
bagi anggota pembiayaan yang menyerahkan jaminan dalam bentuk SHM (Sertifikat
Hak Milik) atau harga pasaran bagi BPKB kendaraan mobil maupun motor setelah
dibuktikan kebenarannya nomor mesin dengan BPKB nya.
3. Resiko Operasional
a) Pembentukan Cadangan
Penyisihan Penghapusan Aktiva (CPPA) harus dibentuk oleh manajemen Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam yakni sebesar 0,5 % bagi setiap pembiayaan lancar, 10 %
bagi pembiayaan yang kurang lancar, 50 % bagi pembiayaan yang diragukan tingkat
pengembaliannya dan 100 % bagi pembiayan dengan katagori macet.
b) Setiap kali dewan
pengawas menemukan transaksi yang tidak sesuai dengan Rencana Kerja yang dibuat
pengurus Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam ataupun terjadi penyimpangan
dalam operasional oleh manajemen, maka harus segera melaporkan pada Pengurus
untuk segera mengadakan perbaikan maupun pembenahan.
4. Resiko Hukum.
a) Setiap Akad- Perjanjian
sedapat mungkin dibuat berdasarkan nota riel, dan menyebutkan dalam klausul
akad tersebut “apabila terjadi permasalahan di kemudian hari, maka kedua belah
pihak sepakat akan diselesaikan oleh BASYARNAS (BadanSyari’ah Arbitrase Nasional)” atau Pengadilan Agama setempat.
b) Penyelesaian Pembiayaan
Bermasalah (Remedial)
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam
melayani anggotanya dari berbagai lapisan masyarakat sangat rentan terhadap
pembiayaan bermasalah. Untuk itu perlu mengambil langkah tertentu dalam
penyelesaian pembiayaan bermasalah terebut dalam bentuk prefentif yaitu dengan
melakukan perubahan melalui Restructuring (Penataan Kembali), Rescheduling
(penjadwalan Kembali), dan Reconditioning (Persyaratan kembali).
Secara detail penyelesaian pembiayaan bermasalah dijelaskan pada Sistem Operasi
dan Prosedur Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
5. Resiko Kepengurusan dan
Pengelolaan.
a) Pengurus dan Pengelola Koperasi Serba Usaha
Syari’ah Assalam tidak boleh mencampuri usaha koperasi dengan kepentingan usaha
pribadi, saudara dan keluarganya. Usaha Koperasi Syari’ah harus dilakukan secara independent tanpa
dicampuri urusan pribadi pengurus maupun pengelola.
b) Pengurus dan Pengelola
harus memiliki kemampuan peningkatan permodalan Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam, jika tidak maka usahanya tidak akan berkembang
c) Dalam menjalankan
Operasional Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam, penanggung jawab bidang pembiayaan tidak boleh melakukan hal-hal yang
cenderung menguntungkan pribadinya seperti meminta atau menerima suatu
pemberian sesuatu baik uang tips maupun dalam bentuk barang dari anggota yang
terlibat dalam pembiayaan.
d) Dewan pengawas harus
benar-benar melakukan fungsi pengawasan secara kontinyu ataupun berkala, guna
menghindari resiko penyimpangan yang kemungkinan terjadi.
Sementara itu, resiko terbesar yang
mungkin terjadi pada unit sektor riil untuk jenis perdagangan umum dan Industri
adalah ;
a) Fluktuasi harga yang
dapat berubah setiap saat
b) Masalah gudang dan
Penyimpanan barang
c) Pengadaan bahan baku dan
pasar
d) Aksesibilitas kendaraan
e) Kondisi makro ekonomi
negara dan
f) Stabilitas politik yang
tidak kondusip
Sedangkan bagi unit sektor
riil untuk jenis jasa resiko tertinggi lebih banyak bertumpu pada :
a) Reputasi lembaga dan
pengeloala
b) Service Customer
c) Komunikasi
C. Manajemen Pemasaran
Pemasaran merupakan ujung tombak dari sebuah
usaha, oleh karenanya komponen pemasaran Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam
mempunyai kriteria:
1.Analisa Pasar
(Sasaran Pasar, Pesaing, harga dan kemasan produk)
2.Strategi
Pemasaran
3.Periklanan
yang berkaitan dengan produk Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
4.Humas sebagai
sarana sosialisasi produk
5.Anggota dan
calon anggota atau masyarakat lain.
1) Definisi
"Pemasaran adalah sistem
keseluruhan dari kegiatan usaha Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam yang ditujukan
untuk memperkenalkan produk yang ditawarkan, menentukan tingkat margin,
bagi hasil dan fee, mempromosikan, dan mendistribusikan aktiva secara produktif
yang dapat memberikan keuntungan maksimal baik kepada stake holder maupun
share holder potensial."
Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwasanya proses pemasaran Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam dimulai sebelum terjadinya akad pembiayaan.
Keputusan
pemasaran dibuat untuk :
a)
Memperkenalkan Produk dan jasa Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam yang ditawarkan
b)
Menentukan anggota, calon anggota dan
masyarakat yang akan dibidik.
c)
Menentukan tingkat margin, bagi hasil dan fee
sebagai Agen.
d)
Memberikan kepuasan pada anggota maupun
masyarakat luas.
2) Konsep Pemasaran
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
"Konsep Pemasaran dalam Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam merupakan
falsafah usaha yang menyatakan bahwa banyaknya transaksi yang terjadi adalah
syarat utama bagi kelangsungan sebuah Koperasi Syari’ah . Untuk itu pemasaran
ini diarahkan untuk mengetahui kebutuhan anggota, calon anggota dan masyarakat
sebagai pengguna Koperasi Syari’ah dan
memenuhi kebutuhan tersebut sehingga akan menghasilkan laba usaha.
Langkah yang harus ditempuh antara lain dengan cara :
a. Menciptakan Manfaat
Pengertian dasar dalam menciptakan
nilai ekonomi adalah yang memilih Skim yang tepat dalam mendanai usaha anggota
maupun masyarakat dengan tingkat margin, bagi hasil dan fee agen yang
kompetitif dan Tren usaha, manfaat waktu, manfaat tempat, manfaat
kepemilikan (kejelasan status), manfaat informasi :
1)
Pemilihan
skim pembiayaan usaha dalam hal ini adalah dengan melakukan inovasi berbagai
jenis produk dan transaksi keuangan yang sering terjadi di masyarakat luas
dengan kemudahan fasilitas dan margin, bagi hasil dan fee agen yang
kompetitip..
2)
Tren
Usaha,
yaitu kondisi dimana kecenderungan masyarakat dalam melakukan usahanya
berdasarkan permintaan pasar seperti terjadi pada bulan Romadhon, Idul Adha,
Tahun Baru dan sebagainya.
3)
Manfaat Waktu, adalah waktu transaksi yang dapat diciptakan
secara fleksibel dengan menyediakan pelayanan prima pada saat anggota, calon anggota
dan masyarakat membutuhkannya. Langkah ini harus didahului melalui riset
pemasaran dengan mencari tahu kebutuhan anggaran usaha yang dibutuhkan.
4)
Manfaat
Tempat dapat diciptakan dengan penyediaan counter-counter bayangan
seperti pelayanan keliling yang strategis, sedapat mungkin memiliki lokasi yang
dekat dengan Masjid Assalam Minomartani, atau di masjid-masjid dalam naungan
YASKARIM di minomartani, karena masjid ataupun tempat usaha merupakan simpul
masyarakat ataupun mudah dari sisi transportasi dengan penampilan dari karyawan
yang baik, ramah dan sopan.
5)
Manfaat
kepemilikan. Manfaat bukti kepemilikan diciptakan dengan mempersiapkan
pemindahan hak kepemilikan dari Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam kepada anggota, calon anggota dan masyarakat
atau dengan stake holder lainnya berdasarkan prinsip jual beli, bagi
hasil dan jasa yang dilengkapi surat transaksi. (Surat Jalan, Faktur, Delivery
Order dll). \
6)
Manfaat
Informasi. Manfaat Informasi dapat diciptakan dengan cara memberikan informasi mengenai
penawaran produk yang dihasilkan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam kepada
anggota, calon anggota dan masyarakat, sehingga konsumen akan lebih memahami
tentang produk yang ditawarkannya. Sarana informasi ini dapat menggunakan :
(a)
Brosur,
Leaflet, Surat Penawaran
(b)
Media
On Line di Internet
(c)
Sumber
informasi pemerintahan dan swasta.
b. Pendekatan Komplementer Pendekatan
Komplementer adalah pendekatan serba sistem yang mencakup kumpulan
simpul-simpul masyarakat yang melakukan tugas pemasaran, barang, jasa, ide dan
faktor-faktor lingkungan yang saling memberikan pengaruh, dan membentuk serta
mempengaruhi hubungan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam dengan anggota,
calon anggota ataupun masyarakatnya.
c.
Pendekatan
Produk Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
Merupakan suatu pendekatan pada
pemasaran yang melibatkan bagaimana sebuah produk Koperasi Syari’ah yang dihasilkan dapat diterima dan dibutuhkan
anggota, calon anggota dan masyarakat pengguna. Proses dan organisasi yang
digunakan disini dibuat untuk masing-masing produk yang ditawarkan dan
dihasilkan baik produk Unit sektor Riil maupun Unit Jasa Keuangan Syari’ah.
Mengingat pemasaran membutuhkan desain
produksi, maka Produk Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam yang dihasilkan
sebaiknya didesain sedemikian rupa agar menarik peminat contohnya pada UJKS
seperti produk tabungan berjangka dinamakan : TASAKA (Tabungan Saleh Artha
Berjangka) atau untuk tabungan wadi’ah dinamakan TAWADHU (Tabungan
Wadhi’ah Umat) persis seperti sifat orang mu’min yang rendah hati. Kata-kata
yang dikenal masyarakat merupakan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk
lebih mengetahuinya jasa Koperasi Syari’ah yang ditawarkan.

d.
Pendekatan
Lembaga
Pendekatan melalui lembaga-yang
terlibat dalam kegiatan pemasaran akan menciptakan mekanisme pasar yang sehat
dan sesuai dengan kebutuhan masing-masing lembaga.
Lembaga yang terlibat antara lain :
1. Penyedia kebutuhan
anggota, calon anggota dan masyarakat, dalam hal ini seperti Dealer
mobil/motor/ toko-toko elektronik
2. Suplier terhadap produk
yang ditawarkan. Pengurus Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam hendaknya melihat tren yang ada pada
masyarakat maupun kebijakan moneter pemerintah serta situasi politik yang ada.
Pada tingkat ini produk Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam dipesan dan harus
didesain menurut kebutuhan dan permintaan masyarakat luas.
3. Perantara dagang, dalam
hal ini Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam memberikan referensi produk
unggulan yang dihasilkan baik jenis industry rumah tangga, jasa, kerjasama atau
sebagai agen. Untuk selanjutnya dapat langsung menjualnya kepada anggota maupun
masyarakat. Bila Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam sebagai perantara Agen,
dapat bertindak selaku perantara kepada konsumen akhir. ataupun sebagai pusat
informasi pasar.
e. Pendekatan Serba Fungsi
Pendekatan ini tergantung pada produk
yang ada dan kebiasaan dalam Jual Beli (Al Bai), Jasa (Ijaroh)
dan kerjasama usaha (Mudharabah atau Musyarakah). Dengan
memperhatikan fungsi pokok pemasaran antara lain :
1. Kemampuan menjual
Penjualan merupakan fungsi terpenting dalam
pemasaran, karena menjadi tulang punggung Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
Untuk itu perlu berbagai macam cara untuk memajukan penjualan produk dan jasa Koperasi
Serba Usaha Syari’ah Assalam. Akan tetapi perlu juga memperhatikan rambu-rambu
syari’ah sebagaimana hadits yang diiriwayatkan dari Hakim bin Hizam bahwa
Rasulullah Saw bersabda:
“Dua orang yang melakukan transaksi jual beli
berdasarkan pilihan selama keduanya belum berpisah. Bila keduanya benar
melakukan transaksi dan membuat jelas segala sesuatu, maka keduanya mendapat
berkah dari transaksi keduanya. Bila keduanya bohong dan menyembunyikan sesuatu,
maka keberkatan keduanya dihapuskan ”
2. Desain Produk dengan
berbagai featur seperti hadiah payung, pulpen, bola dan sebagainya.
Produk harus didesain menarik dengan
memberikan prototipe yang dapat diperlihatkan kepada anggota, calon anggota dan
masyarakat pengguna jasa Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam, sehingga dapat menarik
perhatian.
3. Penentuan Harga Jual
Strategi harga sangat dibutuhkan
sesuai dengan lingkungan persaingan dan segmen pasar. Strategi yang paling umum
adalah menggunakan "Cost-Plus Pricing Method" yaitu penentuan
harga jual dihitung berdasarkan total biaya dengan rumus:
|
Sementara untuk menentukan Total Biaya
adalah:
|
Namum demikian manajemen dapat
melakukan langkah dengan melihat kompetiter yang ada mengingat pasar Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam termasuk golongan ceruk pasar.
4. Promosi
Promosi dibutuhkan untuk memperluas
jaringan keanggotaan yang berasal dari masyarakat luas, disertai dengan
informasi produk dan jasa Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam meliputi jenis
produk pembiayaan ataupun sektor riil dan sebagainya. Sebelum memutuskan
promosi harus diputuskan segmen pasar dan calon anggota pengguna jasa Koperasi
Serba Usaha Syari’ah Assalam.
Kelangkaan Suplai atas Dimand
menyebabkan harga barang tidak stabil dan cenderung naik, untuk menstabilkan
harga dilakukan dengan mencari sumber dan informasi pasar sebanyak-banyaknya. Diriwayatkan
dari Anas bahwa ia mengatakan:
Harga pernah mendadak naik pada masa
Rasulullah SAW. Para sahabat mengatakan
“ Wahai Rasulullah ! tentukanlah harga untuk
kita ! Beliau menjawab : “ Allah itu sesungguhnya penentu harga, penahan dan
pencurah serta pemberi rizki. Aku mengharapkan dapat menemui tuhanku dimana
salah seorang dari kalian tidak menuntutku karena kezholiman dalam hal darah
dan harta.”
5. Pembelian
Pembelian barang yang menjadi obyek
pembiayaan Koperasi Syari’ah harus
dipisahkan berdasarkan jenis, kualitas, harga jual, merk maupun mekanisme
pengirimannya.
Pengelola Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam harus aktif sehingga konsumen tidak lagi menunggu sampai barang itu
ditawarkan kepadanya. Ia akan melihat sumbernya dari siapa ia akan membeli.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa
Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang membeli makanan, maka ia tidak
menjualnya sampai ia menimbangnya.”.
6. Penyimpanan
Barang-barang yang dimiliki Koperasi Serba
Usah Syari’ah Assalam setelah dipilah berdasarkan jenis dan kualitasnya
disimpan dalam penyimpanan yang aman. Penyimpanan ini juga memiliki alasan
antara lain :
a)
Menstabilkan
harga, yaitu dengan jalan menimbun hasil komoditi pada saat hasil produk
berlimpah ruah, sehingga harganya rendah. Kemudian menjualnya pada waktu
komoditi dibutuhkan.
b)
Spekulasi,
yaitu dengan menampung hasil produksi untuk dijual pada saat harga naik.
c)
Menjaga
kemungkinan terjadi pembelian dalam jumlah besar.
d)
Perlunya
penyimpanan barang dan jasa selama waktu antara dihasilkan dan dijual, kadang
dalam fase penyimpanan perlu diadakan pengolahan lebih lanjut, seperti
pengadaan barang, produk retail atau eceran.
Diriwayatkan dari Yahya
putera Sa’id yang mengatakan : Sa’id bin Al Musayap menceritakan bahwa Mu’amar
mengatakan : Rasulullah SAW bersabda : “Orang yang mnimbun barang adalah orang
yang bersalah. “ Kepada Sa’id ditanyakan : Kamu sesungguhnya melakukan
penimbunan barang. Said menjawab : “Mu’ammar yang meriwayatkan hadits ini juga
pernah melakukan penimbunan barang”.
Menurut Muhammad Akram Khan
: Tidak semua penimbun berbuat salah, yaitu orang yang menyimpan barang dalam
waktu tertentu dan menjualnya secara komparatif ada permintaan yang lebih
terhadap barang tersebut, maka orang semacam ini berhak mendapatkan satu bagian
dari produksi karena ia menyimpan barang untuk satu periode tertentu dan
membantu dalam mempertahankan perputaran barang secara tetap dipasar. Sementara
penimbun yang disalahkan dan berdosa adalah orang yang menahan barang di pasar dari
konsumer sesungguhnya untuk tujuan menciptakan kelangkaan artifisial dan dengan
demikian ia mengambil keuntungan yang tidak patut dari masyarakat yang tidak
berdaya.
7. Perkuatan Pendanaan
Perkuatan Pendanaan ini merupakan
sebuah fungsi untuk mendapatkan modal dari sumber ekstern. Sumber tersebut antara
lain: Lingkage dengan Bank Umum Syari’ah (BUS), Laba BUMN, Proyek Pemerintah, dll. Yakni
dengan market financing yang dimaksudkan fungsi mencari, mengurus modal
uang secara profit sharring ataupun revenue sharring dengan
pihak-pihak tertentu guna melancarkan transaksitransaksi pengalihan barang dari
sumber tertentu kepada Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam dilanjutkan ke
anggotanya.
Konsep Islam membenarkan pemberian
imbalan atas modal dengan tanggung jawab untuk memikul resiko kerugian.
Seseorang dapat menginvestasikan modal kedalam sebuah syirkah (perkongsian,
kemitraan) berdasarkan modal kerja, atau keahliannya.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dalam
bentuk hadits marfu, yang mengatakan bahwa Allah Ta’ala berfirman : “ Aku
adalah orang ketiga dari dua orang yang bermitra, selama salah satu dari kedua orang
itu tidak menghianati yang lainnya. Bila salah satu berkhianat, Aku keluar dari
orang itu.”.
8. Penanggungan Resiko
Penanggungan resiko adalah fungsi
untuk menghindari dan mengurangi kemungkinan timbulnya resiko dalam pemasaran
seperti:
a)
Resiko
yang ditimbulkan oleh alam : banjir, penyakit, ombak.
b)
Resiko
yang ditimbulkan oleh manusia : pencurian, perampokan dan Kebakaran.
c)
Resiko
yang ditimbulkan oleh pasar : merosotnya harga. dan kelangkaan barang
d)
Resiko
tersebut dapat dihindari dengan cara-cara seperti memperkecil persediaan barang
dengan memperbanyak order. (Just in Time) atau melakukan stok barang
dengan menggunakan tempat penyimpanan yang baik dan kuat.
e)
Risiko
Management adalah suatu cara bagaimana mengurangi atau menghindari kerugian
yang timbul karena rusaknya barang, penyusutan,hilangnya barang, atau turunnya
harga sehingga tidak mempengaruhi aktifitas usaha Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam.
Diriwayatkan dari ‘Amru bin Syu’aib,
dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Rasulullah bersabda : “ Tidak dihalalkan
penjualan yang bukan milik kalian dan tidak pula dihalalkan keuntungan yang
tidak terjamin.”.
9. Pengumpulan Informasi Pasar.
Keberadaan Koperasi Serba Usaha Syari’ah
Assalam diharapkan dapat menciptanya Business Centre dengan dilengkapi
Unit Jasa Keuangan Syari’ah (UJKS). Sehingga dapat diketahui Produk yang
dihasilkan dan keberadaannya di pasar. Kebutuhan Anggota, calon anggota dan
masyarakat terhadap produk tersebut, dengan indikasi serba mudah, serba murah,
serba ada (One Stop Shopping shariah) sehingga tercipta segmentasi pasar
yang jelas.
Kelangkaan Suplai atas Demand akan
menyebabkan harga barang tidak stabil dan cenderung naik, untuk menstabilkan
harga dilakukan dengan mencari sumber dan informasi pasar sebanyak-banyaknya.
Diriwayatkan dari Anas bahwa ia
mengatakan : Harga pernah mendadak naik pada masa Rasulullah SAW. Para sahabat mengatakan
: “ Wahai Rasulullah ! tentukanlah harga untuk kita !
Beliau menjawab : “ Allah itu
sesungguhnya penentu harga, penahan dan pencurah serta pemberi rizki. Aku
mengharapkan dapat menemui tuhanku dimana salah seorang dari kalian tidak
menuntutku karena kezholiman dalam hal darah dan harta.”
f.
Pendekatan
Manajemen
Pendekatan ini menitik beratkan pada
sisi manajerial yang mengambil keputusan dalam menentukan kebijakan pemasaran
produk Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam sebagai suatu kerangka yang
terdiri atas variabel yang dapat dikontrol seperti : pemahaman produk yang
dihasilkan, pengaturan likuiditas, penentuan margin dan promosi, ditambah
dengan variabel yang tidak dapat dikontrol seperti: kompetiter yang ada,
permintaan anggota, calon anggota dan masyarakat.
D. Laporan Keuangan
1. Fungsi Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam:
a) Manajer Investasi.
(1)
Agen
Mudharabah.
(2)
Agen
Investasi.
b) Penyedia Jasa Keuangan
(Investor).
c) Pengemban fungsi sosial.
2. Tujuan :
a) Pedoman penyusunan
laporan keuangan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam agar sesuai tujuan :
(1)Pengambilan putusan
investasi dan pembiayaan.
(2)Menilai prospek arus kas
(3)Memberikan informasi atas
sumber daya ekonomi
b) Memberikan informasi
kepatuhan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam terhadap prinsip syari’ah.
(1)Memberikan informasi
mengenai akad-akad yang harus digunakannya.
(2)
Memberikan
informasi pemenuhan fungsi sosial Koperasi Syari’ah terhadap anggota.
c) Agar laporan keuangan
dapat menjadi daya banding.
d) Sebagai acuan minimum
penyusunan laporan keuangan.
3.
Acuan Penyusunan Laporan Keuangan Koperasi Syari’ah
a) Standar Akutansi PSAK 27
b) Standar Akutansi PSAK 59
c) PAPSI 2003
d)Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah
No.91/KEP/M.KUKM/IX/2004
4. Ketentuan Umum
a) Tujuan Laporan Keuangan.
b) Tanggung jawab atas
penyusunan laporan keuangan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
c) Komponen laporan
keuangan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
d) Bahasa laporan keuangan
Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam menggunakan Bahasa Indonesia
e) Mata uang Rupiah jika
ada penggunaan mata uang asing maka di kurskan ke Rupiah dengan standar Bank
Indonesia. Keuntungan dan kerugian mata uang asing dikurskan ke Rupiah dengan
kurs standar BI.
f) Kebijakan Akutansi
mencerminkan kehati-hatian, Informasi yang material, sesuai PSAK 27 dan PSAK
59, jika tidak ada dalam PSAK kebijakan harus relevan dan andal bagi seluruh
pengguna.
g) Penyajian wajar seluruh
komponen laporan Keuangan
h) Penyajian unsur Neraca :
1)
Aktiva
disajikan berdasarkan likuiditasnya.
2)
Kewajiban
disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo.
3)
Investasi
tidak terikat disajikan sebagai unsur tersendiri.
i) Pemisahan antara
transaksi normal dan transaksi dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa.
j) Laporan Laba Rugi
berjenjang (multiple step)
k) Catatan Atas Laporan
Keuangan terdiri atas :
1)
Gambaran
umum Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.
2)
Ikhtisar
kebjakan akutansi.
3)
Penjelasan
pos-pos dalam komponen laporan keuangan.
4)
Pengungkapan
hal-hal penting.
5)
Pernyataan
bahwa “Catatan Atas Laporan Keuangan tidak terpisahkan dari laporan keuangan
l) Konsistensi Penyajian
1)
Penyajian
dan klasifikasi pos-pos laporan keuangan harus konsisten kecuali :
(a)
Terjadi
perubahan signifikan terhadap sifat operasi Koperasi Syari’ah .
(b)
Perubahan
tersebut diperkenankan PSAK
2)
Perubahan
penyajian dan klasifikasi pos-pos diberlakukan secara retrospektif dan
diungkapkan.
3)
Materialitas
dan agregasi
4)
Saling
Hapus (offsetting) Tidak diperkenankan kecuali :
Secara hukum
dibenarkan
Mencerminkan
penyelesaian aktiva dan kewajibannya
Pos-pos pendapatan dan beban tak boleh
dihapus kecuali Pendapatan dan beban yang berhubungan dengan pos aktiva dan
kewajiban yang disaling hapus
m) Periode pelaporan :
1)
Tahun
takwim
2)
Koperasi
konvensional saat konversi ke Koperasi Syari’ah boleh menggunakan periode yang lebih pendek
n) Informasi komparatif
1)
Laporan
Keuangan Tahunan dan interim, atau
2)
Informasi
naratif dan deskriptif (diungkapkan kembali untuk pemahaman
laporan
keuangan periode berjalan).
o) Laporan Keuangan Interim
1)
Bagian
integral dari laporan keuangan tahunan.
2)
Komponen
laporan keuangan sama dengan laporan keuangan tahunan.
p) Laporan Keuangan
Konsolidasi
1)
Menggabungkan
pos-pos sejenis yang dimiliki Koperasi Syari’ah dan cabang-cabangnya.
2)
Langkah
konsolidasi :
(a)
Transaksi
dan saldo resiprokal dieliminasi
(b)
Keuntungan
dan kerugian yang belum direalisasi dieliminasi
(c)
Tanggal
dan periode laporan keuangan pada dasarnya harus sama, jika berbeda maka
konsolidasi masih dapat dilakukan sepanjang :
(1)
Tidak lebih dari 3 bulan
(2)
Peristiwa/transaksi material di antara tanggal
pelaporan diungkapkan.
(3)
Jika kedua syarat tidak terpenuhi harus
dilakukan penyesuaian.
3)
Kebijakan
akutansi sama.
4)
Hak
minoritas dan hak laba minoritas disajikan tersendiri dalam neraca dan laporan
laba rugi.
5.
Keterbatasan Laporan Keuangan.
a) Pengambilan keputusan ekonomi tidak
semata-mata didasarkan atas informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
b) Laporan keuangan memiliki keterbatasan :
1)
Bersifat
histories (transaksi dan peristiwa lampau).
2)
Informasi
dan manfaat bagi pengguna, bersifat umum
3)
Informasi
khusus pihak tertentu (dipenuhi laporan lain
4)
Menggunakan
berbagai taksiran dan pertimbangan tertentu
5)
Hanya
melaporkan informasi yang material
6)
Bersifat
konservatif;
Dipilih
alternatif perlakuan yang menghasilkan laba bersih atau nilai aktiva yang
paling kecil.
7)
Penyajian
transaksi dan peristiwa sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi dan bukan
bentuk hukumnya.
8)
Adanya
berbagai alternatif metode akutansi;
Menimbulkan
variasi dalam pengukuran sumber daya ekonomis dan tingkat kesuksesan Koperasi Serba
Usaha Syari’ah Assalam.
9)
Disusun
dengan menggunakan istilah teknis informasi kualitatif.
6.
Pencerminan Laporan Keuangan Terhadap Fungsi Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam.

7.
Laporan Keuangan Koperasi Serba Usaha Syari’ah Assalam
a) Laporan Keuangan Kop.
Jasa Keuangan Serba Usaha Syari’ah Assalam.
Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah
Nomor
: 91/KEP/M.KUKM/IX/2004
Tanggal : 10 September 2004
Tentang : Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah
ILUSTRASI
NERACA
KOPERASI
SERBA USAHA SYARI’AH ASSALAM
NERACA 31 DESEMBER 2010 DAN 31 DESEMBER 2011
NO
|
NAMA PERKIRAAN
|
2010
|
2011
|
NO
|
NAMA
PERKIRAAN
|
2010
|
2011
|
1.
1.1
1.2.
1.3.
1.4
1.5
1.6
1.7
1.8
1.9
1.10
1.11
1.12
1.13
1.14
1.15
1.16
1.17
1.18
|
AKTIVA
Kas/ Bank
Tabungan dan Simpanan pada Bank
Surat Berharga
Piutang
a. Murabahah
b. Saham
c. Istishna
Pembiayaan Mudharabh
Pembiayaan Musyarakah
Pinjaman Qardh
(Peny. Pengahpusan Pembiayaan)
Piutang Anggota dan pihak lain.
Penyertaan pada Koperasi Anggota dan Pihak Lain.
Persediaan (untuk dijual).
Ijarah
Aktiva Istishna dalam penyelesaian
Aktiva Tetap
(akumulasi Penyusutan Aktiva Tetap)
Piutang Pendapatan Bagi Hasil
Piutang Pendapatan Ijarah
Aktiva Lain-lain.
|
|
|
2.
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7
2.8
3.
3.1
3.2
3.3
3.4
3.5
3.6
3.7
|
KEWAJIBAN
Kewajiban segera
Tabungan Wagdiah
Hutang Salam
Hutang Istishna
Kewajiban Lain-lain
Pembiayaan yang diterima
INVESTASI TIDAK
TERIKAT
Tabungan Mudharabah
Simpanan Berjangka Mudharabah
EKUITAS
Modal Anggota
a. Simpanan Pokok
b. Simpana Wajib
Modal Penyertaraan
Modal Penyertaan
Cadangan Umum
Cadangan Tujuan Resiko
Modal Sumbangan
SHU Belum dibagi
Jumlah
Ekuitas
|
|
|
|
Jumlah
Aktiva
|
|
|
|
Jumlah Kewajiban
& Modal
|
|
|
PERHITUNGAN
HASIL USAHA
KOPERASI SERBA
USAHA SYARI’AH ASSALAM
PERIODE
TANGGAL 1 JANUARI 2010 S/D 31 DESEMBER 2011
DENGAN
PERBANDINGAN
PERIODE TANGGAL 1 JANUARI 2010 S/D 31 DESEMBER 2011
No
|
PENDAPATAN
& BEBAN OPERASI UTAMA
|
Tahun 2010
|
Tahun 2011
|
||||||
1
1.1.
1.2
1.3
1.4
2
2.1
2.2
3
4
4.1
4.2
5
6
6.1
6.2
6.3
7
7.1
7.2
7.3
7.4
|
Pendapatan
Jual-Beli :
Pendapatan Marjin
Murabahah
Pendapatan Bersih Salam
Paralel
Pendapatan Bersih Istishna
Paralel
Pendapatan Ijarah
Pendapatan dari Bagi Hasil
:
Pendapatan Bagi Hasil
Mudharabah
Pendapatan Bagi Hasil
Musyarakah
Pendapatan Operasi Utama
Lainnya
Pendapatan Bagi Hasil
Simpanan pada Bank
Jumlah
Pendapatan Operasi Utama
Beban Bagi Hasil Investasi
Tidak Terikat :
Bagi Hasil Tabungan
Mudharabah
Bagi Hasil Simpanan
Berjangka Mudharabah
Beban Bagi Hasil Pembiayan
Yang Diterima :
Pendapatan Koperasi Sebagai Mudharib
Pendapatan Operasi Lainnya
:
Pendapatan Fee Qardh
Pendapatan jasa
administrasi
Beban Administrasi
Pembiayaan Yang Diterima
Jumlah
Pendapatan Operasi lainnya
Beban Operasional Lainnya
Beban Bonus Wadiah
Beban Umum &
Administrasi
Beban Kantor/ Organisasi
Pusat (Untuk UKMS)
Beban
Operasional Lainnya
Jumlah
Beban Operasi lainnya
Pendapatan Operasional Kotor
Hasil Usaha/ Rugi Usaha
|
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
![]()
Rp.
XXXXXX
(Rp.
XXXXXX)
(Rp.
XXXXXX)
(Rp.
XXXXXX)
Rp.
XXXXXX
![]()
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
![]()
Rp.
XXXXXX
![]()
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
![]()
Rp.
XXXXXX
![]()
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
|
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
(Rp.
XXXXXX)
(Rp.
XXXXXX)
(Rp.
XXXXXX)
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
Rp.
XXXXXX
|
LAPORAN ARUS
KAS
KOPERASI SERBA
USAHA SYARI’AH ASSALAM
Untuk Periode
yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2011
KETERANGAN
|
JUMLAH (
Rp )
|
|
Arus Kas Masuk
|
|
|
Saldo Awal
|
|
xxxxxxxx
|
1. Penerimaan Pendapatan
:
|
|
|
a.
Marjin Murabahah
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Salam Paralel
|
xxxxxxxx
|
|
c.
Istishna Paralel
|
xxxxxxxx
|
|
d.
Ijarah
|
xxxxxxxx
|
|
2. Penerimaan Pendapatan
Bagi Hasil :
|
|
|
a.
Tabungan Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Simpanan Berjangka Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
c.
Musyarakah
|
xxxxxxxx
|
|
d.
Simpanan pada Bank
|
xxxxxxxx
|
|
3. Penerimaan Pendapatan
Lainnya :
|
|
|
a.
Fee Qardh
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Jasa Administrasi
|
xxxxxxxx
|
|
|
|
|
4. Penerimaan Piutang :
|
|
|
a.
Anggota
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Pihak Lain
|
xxxxxxxx
|
|
5. Penerimaan Setoran :
|
|
|
a.
Tabungan Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Simpanan Berjangka Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
c.
Simpanan Pokok
|
xxxxxxxx
|
|
d.
Simpanan Wajib
|
xxxxxxxx
|
|
Jumlah Penerimaan Kas
Bulan……
|
|
xxxxxxxx
|
Total Arus Kas Masuk
|
|
xxxxxxxx
|
Arus Kas Keluar
|
|
|
1. Penyaluran Pinjaman
Qardh
|
xxxxxxxx
|
|
|
|
|
2. Penyaluran Pembiayaan
:
|
xxxxxxxx
|
|
a.
Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Musyarakah
|
xxxxxxxx
|
|
|
|
|
3. Pembayaran Bagi Hasil
:
|
xxxxxxxx
|
|
a.
Tabungan Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Simpanan Berjangka Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
|
|
|
4. Pembayaran Beban
|
xxxxxxxx
|
|
a.
Administrasi Pembiayaan yg Diterima
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Bonus Wadiah
|
xxxxxxxx
|
|
c.
Umum & Administrasi
|
xxxxxxxx
|
|
d.
Operasional lainnya
|
xxxxxxxx
|
|
|
|
|
5. Penyerahan :
|
xxxxxxxx
|
|
a.
Tabungan Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
b.
Simpanan Berjangka Mudharabah
|
xxxxxxxx
|
|
c.
Simpanan Pokok
|
xxxxxxxx
|
|
d.
Simpanan Wajib
|
xxxxxxxx
|
|
|
|
|
6. Pembayaran hutang
|
xxxxxxxx
|
|
7. Pembelian Perlengkapan
|
xxxxxxxx
|
|
8. Pembelian Aktiva Tetap
|
xxxxxxxx
|
|
Jumlah Pengeluaran Kas
Bulan…..
|
|
xxxxxxxx
|
Saldo Akhir
|
|
xxxxxxxx
|
NO
|
NAMA
PERKIRAAN
|
2010
|
2011
|
NO
|
NAMA
PERKIRAAN
|
2010
|
2011
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1
|
AKTIVA
|
|
|
2
|
KEWAJIBAN
|
|
|
1.1
|
. Kas / Bank
|
|
|
2.1
|
Kewajiban segera
|
|
|
1.2
|
Tabungan dan Simpanan
|
|
|
2.2
|
Tabungan Wadiah
|
|
|
|
Pada Bank
|
|
|
2.3
|
Hutang Salam
|
|
|
1.3
|
Surat Berharga
|
|
|
2.4
|
Hutang Istishna
|
|
|
1.4
|
Piutang :
|
|
|
2.5
|
Modal Tidak Tetap
|
|
|
|
a. Murabahah
|
|
|
2.6
|
Kewajiban Lain-Lain
|
|
|
|
b. Salam
|
|
|
|
Jumlah Kewajiban
|
|
|
|
c. Istishna
|
|
|
|
|
|
|
|
1.5 Pembiayaan Mudharabah
|
|
|
|
|
|
|
|
1.6 Pembiayaan Musyarakah
|
|
|
|
|
|
|
|
1.7 Pinjaman Qardh INVESTASI
TIDAK TERIKAT
|
|
|
|
|
|
|
|
1.8 (Penyisihan
Penghapusan 2.7 Tabungan Mudharabah
|
|
|
|
|
|
|
|
Pembiayaan) 2.8 Simpanan
Berjangka
|
|
|
|
|
|
|
|
Mudharabah
|
|
|
|
|
|
|
|
1.9 Piutang Anggota dan Jumlah
Investasi
|
|
|
|
|
|
|
|
Pihak Lain Tidak
Terikat
|
|
|
|
|
|
|
|
1.10 Persediaan (untuk
dijual)
|
|
|
|
|
|
|
|
1.11 Ijarah
|
|
|
|
|
|
|
|
1.12 Aktiva Istishna Dalam
3 EKUITAS
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyelesaian 3.1 Modal
Disetor
|
|
|
|
|
|
|
|
1.13 Aktiva tetap 3.2
Modal Tetap Tambahan
|
|
|
|
|
|
|
|
1.14 (Akumulasi
Penysusutan 3.3 Cadangan Umum
|
|
|
|
|
|
|
|
Aktiva tetap) 3.4 Cadangan
Tujuan Resiko
|
|
|
|
|
|
|
|
1.15 Piutang Pendapatan
3.5 SHU Belum Dibagi
|
|
|
|
|
|
|
|
Bagi Hasil Jumlah
Ekuitas
|
|
|
|
|
|
|
|
1.16 Piutang Pendapatan
Ijarah
|
|
|
|
|
|
|
|
1.17 Aktiva Lain-Lain
|
|
|
|
|
|
|
|
Jumlah Aktiva Jumlah
Kewajiban & Modal
|
|
|
|
|
|
|
ILUSTRASI
NERACA UNIT JASA KEUANGAN SYARI’AH
NERACA 31
DESEMBER 2001 DAN 31 DESEMBER 2001
PERHITUNGAN
HASIL USAHA
UNIT JASA
KEUANGAN SYARI’AH
PERIODE
TANGGAL 1 JANUARI 2001 S/D 31 DESEMBER 200X1
DENGAN
PERBANDINGAN PERIODE TANGGAL 1 JANUARI 2001 S/D 31 DESEMBER 2001
A PENDAPATAN & BEBAN
OPERASI UTAMA Tahun 200X Tahun 200X
1 Pendapatan Jual-Beli :
1.1. Pendapatan Marjin
Murabahah Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
1.2 Pendapatan Bersih Salam
Paralel Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
1.3 Pendapatan Bersih
Istishna Paralel Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
1.4 Pendapatan Ijarah Rp.
XXXXXX Rp. XXXXXX
2 Pendapatan dari Bagi
Hasil :
2.1 Pendapatan Bagi Hasil
Mudharabah Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
2.2 Pendapatan Bagi Hasil
Musyarakah Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
3 Pendapatan Operasi Utama
Lainnya
Pendapatan Bagi Hasil
Simpanan pada Bank Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
Jumlah Pendapatan Operasi
Utama Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
4 Beban Bagi Hasil
Investasi Tidak Terikat :
4.1 Bagi Hasil Tabungan
Mudharabah (Rp. XXXXXX) (Rp. XXXXXX)
4.2 Bagi Hasil Simpanan
Berjangka Mudharabah (Rp. XXXXXX) (Rp. XXXXXX)
5 Beban Bagi Hasil Pembiayan
Yang Diterima : (Rp. XXXXXX) (Rp. XXXXXX)
Pendapatan Koperasi Sebagai
Mudharib Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
6 Pendapatan Operasi
Lainnya :
6.1 Pendapatan Fee Qardh
Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
6.2 Pendapatan jasa
administrasi Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
6.3 Beban Administrasi
Pembiayaan Yang Diterima Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
Jumlah Pendapatan Operasi
lainnya Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
7 Beban Operasional Lainnya
7.1 Beban Bonus Wadiah Rp.
XXXXXX Rp. XXXXXX
7.2 Beban Umum &
Administrasi Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
7.3 Beban Kantor/
Organisasi Pusat (Untuk UKMS) Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
7.4 Beban Operasional
Lainnya Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
Jumlah Beban Operasional
Lainnya Rp.
XXXXXX Rp. XXXXXX
Pendapatan Operasional
Kotor Rp.
XXXXXX Rp. XXXXXX
Hasil Usaha/ Rugi Usaha Rp. XXXXXX Rp. XXXXXX
LAPORAN ARUS KAS
UNIT JASA KEUANGAN SYARI’AH
Untuk Periode yang Berakhir
Tanggal…..
KETERANGAN JUMLAH ( Rp )
Arus Kas Masuk
Saldo Awal xxxxxxxx
1. Penerimaan Pendapatan :
a. Marjin Murabahah
b. Salam Paralel
c. Istishna Paralel
d. Ijarah
2. Penerimaan Pendapatan
Bagi Hasil : xxxxxxxx
a. Tabungan Mudharabah
b. Simpanan Berjangka
Mudharabah
c. Musyarakah
d. Simpanan pada Bank
3. Penerimaan Pendapatan
Lainnya : xxxxxxxx
a. Fee Qardh
b. Jasa Administrasi
xxxxxxxx
4. Penerimaan Piutang :
xxxxxxxx
a. Anggota
b. Pihak Lain
5. Penerimaan Setoran :
a. Tabungan Mudharabah
b. Simpanan Berjangka
Mudharabah
Jumlah Penerimaan Kas
Bulan…… xxxxxxxx
Total Arus Kas Masuk xxxxxxxx
KETERANGAN JUMLAH (Rp)
Arus Kas Keluar
1. Penyaluran Pinjaman
Qardh xxxxxxxx
2. Penyaluran Pembiayaan :
xxxxxxxx
a. Mudharabah xxxxxxxx
b. Musyarakah xxxxxxxx
3. Pembayaran Bagi Hasil :
xxxxxxxx
a. Tabungan Mudharabah
xxxxxxxx
b. Simpanan Berjangka
Mudharabah xxxxxxxx
4. Pembayaran Beban :
xxxxxxxx
a. Administrasi Pembiayaan
yg Diterima xxxxxxxx
b. Bonus Wadiah xxxxxxxx
c. Umum & Administrasi
xxxxxxxx
d. Operasional lainnya
xxxxxxxx
5. Penyerahan : xxxxxxxx
a. Tabungan Mudharabah
xxxxxxxx
b. Simpanan Berjangka
Mudharabah xxxxxxxx
6. Pembayaran hutang
xxxxxxxx
7. Pembelian Perlengkapan
xxxxxxxx
8. Pembelian Aktiva Tetap
xxxxxxxx
Jumlah Pengeluaran Kas
Bulan….. xxxxxxxx
Saldo Akhir xxxxxxxx
c) Laporan Koperasi Syari’ah
Bagi Koperasi Syari’ah pada prinsipnya sama dengan Laporan Keuangan
Koperasi Jasa Keuangan Syari’ah hanya
ditambah investasi sektor Riil pada neraca konsolidasi. Hal ini dimaklumi dan
dapat dilihat dari segi fiqih muamalahnya. Sektor Riil seperti kantin, toko
khususnya transaksi jual beli secara tunai (Bai al Musawwamah) yang
merupakan ciri khas koperasi serba usaha dapat dimasukan pada investasi mudharabah
yang sumber permodalannya di dapat dari modal koperasi itu sendiri atau
dari pihak lain sebagai investasi terikat ataupun investasi tidak terikat. Maka
sewajarnya jika Menteri Negara Koperasi segera mengeluarkan Surat keputusannya
mengenai Koperasi Syari’ah yang serba
usaha sebagaimana keputusan menteri yang dikeluarkan bagi Koperasi Jasa Keuangan
Syari’ah . Sehingga semua jenis koperasi dapat beoperasional secara Syari’ah .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar